Penginjak Al-Quran yang Ngebet Viral dan Berakhir di Penjara

PelangiVipLounge - Seorang lelaki di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, mengupload foto selfie dirinya saat tengah menginjak Al-Quran pada Senin 18 Juni. 

Sekejap foto itu pun dibanjiri komentar pedas dari orang banyak. Banyak yang menyebut Ario sudah stress karena melakukan perbuatan tersebut. 

Meskipun mendapat kritik dari berbagai kalangan, Ario rupanya tidak goyang. Dia malah kembali mengunggah foto-foto Al-Quran yang di coret-coret dengan pulpen. 
Bukan hanya itu saja, ia juga menulis beberapa status Facebook yang sangat kasar dan melecehkan Islam. 

Aksi Ario di sosial media itu berhasil dilacak pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Slamet Widodo menyatakan, kalau sekarang Ario sudah dikurung di Polres Musi Rawas. 

"Sudah ada tersangkanya, Ario," ujar Slamet saat dihubungi oleh agen pkv, Selasa 19/6.

Slamet berkata, Ario ditangkap pada Senin (18/6) atau tepat pada hari yang sama saat dia mengupload foto yang mengganggu tersebut. Pada saat itu, katanya, Kapolres Musi Rawas AKBP Bayu Dewantoro menangkap pemuda tanggung tersebut di kediaman Ario di Desa Srijaya Makmur, Kecamatan Nubung, Kabupaten Rawas Utara, Sumatera Selatan. 

Berdasarkan penyelidikan sementara, aksi tersebut dilakukan Ario untuk eksistensi pribadi. "Motif sementara, (Ario) mencari sensasi pribadi," ujar Bayu.

Lebih lanjut lagi, Bayu mengatakan, Ario saat ini sudah mendekam di Polres Musi Rawas untuk penyelidikan lebih lanjut lagi.

"Proses penyelidikan, pasal yang dikenakan adalah Pasal 156 KUHP (tentang penodaan agama) dan UU ITE," ujarnya. 

Majelis Ulama Indonesia juga angkat bicara soal kasus Ario. Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid mengatakan pria itu memiliki niat yang jahat kepada umat Islam. 

"Yang pasti pelakunya punya niat jahat, apakah itu hanya sekadar benci kepada Al-Quran yang menjadi kitab suci umat Islam atau ada motif lain" ujar Zainut pada agen bandarQ.

Zainut juga menjelaskan, motif lain yang dimaksud olehnya dapat berupa upaya untuk menciptakan suasana yang keruh di masyarakat. "Motif lain misalnya ingin memancing emosi umat Islam agar marah atau ingin mengadu domba dengan kelompok yang lain," tambahnya. 

Seiring juga dengan MUI, Kemenag menyarankan agar masyarakat tidak terprovokasi atas tindakan yang Ario lakukan tersebut. "Kami harap masyarakat tidak terprovokasi karena kasus itu. Ya apalagi ini masih kondisi Lebaran," kata Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag, Mastuki, kepada redaksi PelangiVip.

Artikel Menarik ini Dipersembahkan Oleh:

Agen Judi Terpercaya PKVgames

Mastuki juga menyalutkan langkah masyarakat yang lebih memilih menyerahkan kasus itu ke jalur hukum. 

"Masyarakat sudah benar melaporkan ke polisi. Tindakan itu sudah benar. Sebab, kasus ini menyangkut umat. Motifnya perlu didalami," imbuh Mastuki.

Mastuki menambahkan, walau tidak boleh terprovokasi, masyarakat juga harus tetap menyadari dan perduli terhadap kasus yang menyangkut agama dan simbol keagamaan.

Di sisi yang lain, psikolog forensik, Reza Indragiri, menyatakan perlu diperiksa kondisi kejiwaan Ario untuk mengetahui betul apakah ia mengidap gangguan atau tidak. 

"Jika ternyata gangguan baru muncul pascakejadian, berarti aksi penistaan agama tersebut dia lakukan dalam keadaan normal. Dia bisa dimintai pertanggungjawaban," ucap Reza kepada situs poker, Kamis (21/6).

Namun jika kelak diketahui Ario memang mengidap gangguan jiwa tertentu, tidak serta-merta dia bisa dijerat hukum.

"Jadi tetap terbuka, yang bersangkutan (bisa) dijatuhi sanksi pidana. Hakim butuh amicus curiae (ahli) untuk memahami hal ini," imbuhnya.